Finlandia telah mempersiapkan serangan oleh Rusia selama beberapa dekade dan akan membuat perlawanan yang kuat jika itu terjadi, Panglima Angkatan Pertahanan, Jenderal Timo Kivinen catat kantor berita Reuters dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Rabu.
Kivinen mengatakan bahwa Finlandia siap untuk gudang senjata yang cukup besar. Namun, sangat penting bagi Finlandia untuk termotivasi untuk bertarung.
– Garis pertahanan yang paling penting adalah di antara telinga, karena perang di Ukraina saat ini terbukti, kata Kivinen kepada Reuters.
Wawancara tersebut juga menyatakan bahwa dalam survei terhadap Finlandia yang dilakukan oleh Kementerian Pertahanan pada 18 Mei, sekitar 82 persen responden menyatakan siap ambil bagian dalam pertahanan negara jika Finlandia diserang. Pada saat yang sama, dikatakan bahwa tingkat kesiapan militer yang tinggi telah dipertahankan di Finlandia sejak Perang Dunia Kedua.
Siap untuk hal yang sama
Sebuah wawancara Reuters menyatakan bahwa Finlandia tidak menghapus wajib militer setelah berakhirnya Perang Dingin, seperti yang dilakukan banyak negara Barat lainnya. pasukan pertahanan
Kivinen mengingatkan bahwa Finlandia telah secara sistematis membangun pertahanan militernya pada jenis perang yang sekarang terjadi di Ukraina. Ukraina telah menggunakan senjata besar, pasukan lapis baja dan Angkatan Udara.
Wawancara juga mencantumkan bagaimana salah satu artileri terkuat di Eropa digunakan oleh tentara wajib militer besar Finlandia dan bahwa Finlandia menghabiskan dua persen dari produk domestik brutonya untuk pertahanan, yang merupakan tingkat yang lebih tinggi daripada di banyak negara NATO.
Sebuah artikel Reuters juga menunjukkan bahwa 64 jet tempur F-35 telah dipesan untuk Angkatan Udara, empat kapal perang baru untuk Angkatan Laut dan Angkatan Pertahanan bermaksud untuk memesan hingga 2.000 drone. Selain itu, disebutkan bahwa Finlandia memiliki peralatan anti-pesawat kelas tinggi dan sekarang membangun penghalang di perbatasan Rusia.
– Ukraina telah menjadi bagian yang sulit (untuk Rusia) dan begitu juga Finlandia, kata Kivinen.